• Melambangkan sistem pemerintahan demokrasi dalam masyarakat Minangkabau.
• Melambangkan penyimpanan segala buruk baik, segala rahasia yang merupakan persoalan dalam masyarakatnya.
• Warna merah melambangkan keberanian.
• Warna hitam yang melambangkan dapat bekerjasama dalam bidang apa saja untuk kebaikan kaumnya atau masyarakat pada umumnya.
• Melambangkan bahwa Penghulu mempunyai derajat yang tertinggi dalam masyarakatnya.
• Melambangkan bahwa dalam mencari mufakat akan diperoleh suatu keputusan yang datar dan adil bagi segala pihak.
• Melambangkan bahwa orang yang memakainya adalah orang yang tahu dengan seluk beluk adat Minangkabau.
• Melambangkan kedalaman ilmu orang yang memakainya.
( Symbolizing democratic system of government in Minangkabau society.
• storage symbolizes everything bad is good, all the secrets that are problems in society.
• The color red symbolizes courage.
• The black color that symbolizes can work in any field for the good of his people or society in general.
• Symbolizing that penghoeloe have the highest degree in their communities.
• Symbolizing that in the search for consensus will be obtained by a flat and fair decision for all parties.
• It symbolizes that the person wearing it is a person who knows the ins and outs of traditional Minangkabau.
• It symbolizes the depth of knowledge the person wearing it.)
Saluak berasal dari daerah MinangKabau berupa kain yang di ikat di kepala(aluak originating from the Minangkabau region in the form of cloth tied on the head)
Suntiang :
Dalam
adat Minangkabau, pernikahan merupakan salah satu masa peralihan yang
sangat berarti karena merupakan permulaan masa seseorang melepaskan diri
dari kelompok keluarganya untuk membentuk kelompok kecil milik mereka
sendiri. Karena itu peristiwa pernikahan sangatlah penting bagi siklus
kehidupan seseorang. Hari tersebut merupakan hari yang sangat
ditunggu-tunggu oleh kedua calon mempelai dan keluarga dari kedua belah
pihak. Ditandai dengan prosesi upacara adat dan keagamaan yang sesuai
dengan pepatah minang “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”.
Seluruh rangkaian upacara pernikahan adat, perlengkapan, tata rias
membutuhkan persiapan yang lama dan sangat terperinci.Suntiang ikat
bungo pudieng banyak dipakai didaerah Batipuh Tanah Datar. Suntiang
pisang separak banyak dipakai didaerah Luhak Lima Puluh Kota, Solok,
Sijunjung Koto Tujuh, dan Sungai pagu. Suntiang pisang sasikek banyak
dipakai di daerah Pesisir. Suntiang kambang loyang banyak dipakai di
daerah lain.
(In Minangkabau adat, marriage is one of a very significant transition since the beginning of time a person is away from his family group to form their own small groups. The events of the wedding is very important for a person's life cycle. Today is a day that is eagerly awaited by both the bride and the families of both parties. Marked by processions and religious ceremonies in accordance with the maxim Minang "custom basandi Syarak, Syarak basandi Book of Allah". The whole set of traditional wedding ceremonies, supplies, cosmetology requires long preparation and very terperinci.Suntiang connective bungo pudieng widely used Batipuh Tanah Datar region. Suntiang banana separak many areas used LUHAK Fifty City, Solok, Sijunjung Koto Seven, and the River ceiling. Suntiang sasikek banana is widely used in coastal areas. Suntiang floating trays widely used in other areas.) Batu tulis :
Batu Basurek atau batu tulis merupakan prasasti peninggalan kerajaan Pagaruyung semasa pemerintahan Raja Adityawarman. Batu Basurek ini terdapat antara lain di daerah Kubu Rajo Nagari Lima Kecamatan Lima Kaum serta di daerah Koto Tangah Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas. Prasasti ini ditulis menggunakan huruf jawa kuno dalam bahasa sanskerta. Isinya bercerita tentang Raja Adityawarman sebagai penguasa negeri emas yang murah hati dan penuh belas kasih. Diperkirakan prasasti ini ditulis pada tahun 1300-an masehi.
(Basurek stone or slate is a royal inscription Pagaruyung relics during the reign of King Adityawarman. This Basurek stones are among others in the region Rajo Kubu tribe Nagari Lima District Lima and in the District Pagaruyung Nagari Koto Tangah Tanjung Emas. This inscription is written using the ancient Javanese letters in Sanskrit. Contents tells the story of King Adityawarman as gold rulers generous and compassionate. It is estimated this inscription was written in the 1300s BC.)
Kuningan :
Sebagai alat keperluan rumah tangga di Minang Kabau yang berasal dari Kab. Agam
(As a household appliance in Minang Kabau derived from the District. Agam)
Tedeisu:
Alat pengambil air berasal dari suku mentawai ,yang terbuat dari kayu
(Tool makers water comes from the Mentawai tribe, which is made of wood)
Keris :
senjata kebesaran bagi penghulu. Keris kebesaran itu mengandung arti yang dalam. Pemakainya pada upacara tertentu disertai kelengkapan pakaian penghulu. Hulunya condong ke kiri, supaya tidak mudah menyentakkannya keluar. Artinya, bila penghulu ingin juga menyentakkan keris keluar sarung, mesti diputar lebih dahulu ke kanan. Di sini tersirat makna, ada ruang untuk berfikir bagi penghulu dalam mengendalikan emosi dan rasa amarahnya. Terbuat dari kuningan bersal dari Minang kabau.
(oversized weapon for the prince. Keris greatness it means that the. Wearer at certain ceremonies accompanied the prince outfit completeness. Its head is leaning to the left, that is not easily yanked out. That is, when the prince wanted to also yanked out the dagger sheath, must first be rotated to the right. Here the implied meaning, there is room to think for the prince in controlling emotions and a sense of anger. Made of brass bersal of Minang Kabau.)